Work-life balance is (actually not that) hard

Saya yakin semua Mama bekerja heran dengan judul postingan saya ini. Jika ditelaah, apa sih sebenarnya work-life balance? Apa definisi balance atau seimbang? Siapa yang mengukur keseimbangan? Saya yakin Mama sebenarnya tahu jawabannya, tapi terperangkap dalam definisi umum soal work-life balance yang membuat Mama selalu merasa bersalah tiap kali Mama akan berangkat ke kantor karena Mama tau akan pulang malam. Sounds familiar?

Work-life balance tercipta jika Mama puas secara keseluruhan terhadap kehidupan Mama baik di kantor dan di keluarga. Bukan semata-mata soal berapa jam dalam sehari Mama membagi waktu antara kantor dengan rumah, melainkan sepuas apa pencapaian yang Mama rasakan. Apakah pengorbanan Mama di kantor setimpal dengan kepuasan Mama? Apakah pekerjaan rumah lebih membuat Mama puas dibanding kerja kantor? Hanya Mama yang bisa mengukurnya.

Untuk memudahkan mama memetakan work-life balance, yang saya ingin tekankan adalah supaya Mama memegang prinsip atau value dalam kehidupan yang Mama jalani. Apa sih value itu? Value adalah nilai yang dijunjung tinggi seseorang dalam hidupnya, disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan. Value Mama 5 tahun lalu sebelum menikah dan punya anak mungkin berbeda dengan value yang mama junjung sekarang.

Misalnya, dulu value mama adalah Achievement. Semua yang Mama lakukan ditujukan untuk mendapatkan pencapaian luar biasa, misal mendapatkan promosi jabatan dalam waktu singkat. Namun kini setelah berkeluarga bisa jadi value yang Mama pegang adalah family orientation, dimana keluarga harus menjadi prioritas nomor 1 dalam hal kualitas dan kuantitas, akibatnya ketika Mama harus terpaksa bekerja di kantor hingga larut, atau meninggalkan keluarga di weekend karena harus dinas ke luar kota, Mama merasa tidak nyaman, tidak bahagia, kecewa, dan perasaan negatif lainnya, karena hal itu bertentangan dengan value yang Mama pegang sekarang. Mengerti kan?

images323
knowing your value prevents you from being guilty of your double job as mom and career woman

Bagaimana mengetahui value kita?

Mengetahui apa yang sebenarnya menjadi value kita memang tidak mudah, tapi Mama bisa memulai dari pertanyaan ke diri sendiri sebagai berikut:

  1. Kapan dan bagaimana saya merasa paling bahagia?
  2. Kapan dan bagaimana saya merasa paling bangga?
  3. Kapan dan bagaimana saya merasa paling puas?
  4. Daftar 10 top values yang terlitas di benak Mama sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Misal : Profesionalisme, Kejujuran, Keterbukaan, Akurasi, Ambisi, Self-Control, dan sebagainya.
  5. Dari 10 top values yang Mama pilih, definisikan kembali, pikirkan baik-baik, lalu pilih satu yang paling mewakili kepribadian Mama

Nah, Mama sekarang sudah punya value yang Mama pegang. Tidak ada lagi alasan untuk Mama merasa tidak bahagia, tidak puas diri dan sebagainya jika Mama melakukan keseharian yang selaras dengan value Mama. Jangan segan untuk mengomunikasikan ini kepada suami jika apa yang Mama lakukan sekarang tidak sejalan dengan value Mama, lalu diskusikan jalan keluarnya. Misal, value yang Mama temukan ternyata adalah Religius. Namun Mama bekerja di tempat yang kurang tepat misal di club, hotel, dan semacamnya. Tidak heran kalau Mama selalu merasa bersalah, bukan?

Silakan dicoba, jika masih bingung Mama bisa melihat referensi bacaan disini

Salam mamabekerja!

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑